Laman

Sunday, September 30, 2018

Tapak kaki

Kamu terlalu cepat berlari. Tak seharusnya kamu menariknya untuk ikut berlari. Sekarang liat, dia terjatuh dan kesakitan. Lukanya kecil tapi itulah luka yang perih dan membekas. Jika dia hanya ingin berjalan biarkan saja. Kau hanya perlu terus berlari dan menunggunya saat kau telah sampai pada puncak. Meskipun kau takut ada yang membantunya berdiri biarkan saja. Setidaknya kamu tau dia itu tak sesetia pikiranmu dan perasaanmu.

Friday, September 21, 2018

Benalu di ujung ranting

Sudah kau katakan? Sekarang nikmatilah tiap rasa sakit disetiap malam. Kamu akan tersiksa karna menahan rindu. Tersita waktumu dengan kebimbangan untuk meminta kembali kesempatan. Semua akan merusakmu seperti benalu di pohon kebersamaan yang kau tanam. Merusak setiap celah daun yang kau anggap sebagai penyelamatmu saat tersesak. Sekarang nikmatilah. Kematian perlahan atas angan dan harapan. Cobalah menerima kenyataan. Tidak semudah itu kau merebut hati perempuan.

Putaran Rindu

Rinduku terus berputar dan mengguling diantara sadar dan peluh. Retakan kecil kini mulai muncul karena ketakutan akan tidak. Mungkin ini baik atau mungkin buruk. Entah berapa kali aku harus mencoba dan berkata ini yang terakhir. Tapi tiap gulung cerita punya tujuan masing masing. Haruskan aku titipkan semua dan percayakan pada dia? Atau meragu karna takut kecewa tanpa pernah mencoba

Tuesday, September 18, 2018

Duri

Pecundang. Sudah sedekat ini masih takut? Dasar pecundang. Sudah disampingnya masih takut? Kamu itu apa? Apaaaaa? Sadar diri! Kamu pikir dia akan simpatik dengan dongeng masa lalu? Atau terisak saat mendengar ceritamu? Meskipun rasa itu dalam kamu masih takut mengatakan isi hati mu dan meluapkan semuanya. Berhentilah mencintai orang lain. Kamu tak pandai melakukannya. Lebih baik tetap menyimpannya dalam diam dan kesakitan karna rindu. Sikapmu memalukan.