Laman

Sunday, October 21, 2018

Nalar Dan Sayang

Dilema terkadang muncul. Memberatkan sesuatu pada titik semu yang tak kasat mata. Apa berguna untuk semua hal yang akan di hadapi. Atau hanya menambah keruh air yang mulai tenang. Tapi Nalar berkata lain. Dan sang Sayang pun membelanya. Aku pun bertekuk lutut. Memohon ampun atas semuanya. Meminta maaf atas setiap hal hina yang pernah kulakukan atau nanti kulakukan di belakangnya.

Tuesday, October 16, 2018

Menjaga Dunia

Hai dunia. Kini kau telah jadi milikku. Hanya sisa tugasku untuk merawatmu dan menjaga api kecil itu tetap menyala untuk hangatku. Tak apa bila menjadi besar. Karna itu yang aku harapkan. Tapi aku selalu takut ketika angin bertiup dari segala arah dan tangan rentanku tak bisa membalutmu dengan erat agar tak padam. Akan kujaga kau semampuku. Menaruh ego dan nafsu di balik semua maaf dan rindu. Sekali lagi ku katakan. Aku mencintaimu

Tuesday, October 2, 2018

Berbaur

Kini aku harus mulai terbiasa dengan ketidakpastian akan segala hal. Membunuh waktu dengan melebur searah warna. Meskipun kadang terlihat kontras aku tak perduli. Setidaknya aku tahu sekiranya aku butuh itu. Percakapan setelah membuka mata membuat nafas berat seakan ingin tidur kembali dan bermimpi. Meleburlah. Berbaurlah. Menghilanglah

Monday, October 1, 2018

Jauh

Setiap halaman yang aku baca sekarang terlihat kosong. Tiap kata yang kubaca pun tak pernah menjelma. Terpaku. Tegun. Membisu. Kadang memang pilu terasa sangat biasa bagiku. Mungkin aku harus mencoba mencari tiap lembar memori dan menyimpannya di tempat lain.